Review Buku :Slow Living (Hidup Bukanlah Pelarian tapi Perjalanan) Karya Sabrina Ara
Postingan kali ini tidak hanya sekedar resensi buku, namun juga perjalanan untuk mengenal konsep-konsep yang dipaparkan dalam buku “Slow Living (Hidup Bukanlah Pelarian tapi Perjalanan) karya Sabrina Ara.
Sebelum menggali lebih dalam, mari kita sadari bahwa membaca adalah pengalaman yang membuka pintu pikiran, merangsang perdebatan dan refleksi, dan pada akhirnya membantu kita tumbuh dan berkembang.
Sebelum membaca buku ini, saya memandang “Slow Living” sebagai alasan untuk bermalas-malasan, sebuah hak istimewa yang hanya dimiliki oleh mereka yang berada dalam keadaan nyaman. Namun, buku ini benar-benar mengubah cara pandang saya.
Membaca buku ini seperti menyadari bahwa hidup tidak selalu berupa perlombaan menuju garis finis. Di sisi lain, kehidupan yang lambat berarti mencoba melakukan sesuatu dengan kecepatan yang tepat dan tidak terburu-buru.
Kata “usaha”, “berjalan”, dan “tidak tergesa-gesa” dalam buku ini mengingatkan kita bahwa menjalani gaya hidup ini membutuhkan usaha yang berdedikasi. Ini tidak mudah memang. Di dunia yang lebih mengutamakan kuantitas dibandingkan kualitas, kita sering lupa bahwa kecepatan tidak selalu menjadi faktor penentu kualitas. Pertanyaannya adalah: apakah kecepatan selalu yang terbaik?
Buku ini mengajarkan kita untuk mencapai tujuan kita dengan lebih baik, bukan lebih cepat. Ini adalah konsep yang perlu kita pikirkan di dunia yang semakin sibuk dan kompetitif. Hidup lambat bukan tentang menjadi malas, tapi tentang menjadi lebih baik dalam apa yang Anda lakukan.
Apa manfaat gaya hidup ini?
1. Adanya ketenangan
Pertama-tama, adanya ketenangan. Ada kedamaian saat mengetahui bahwa kita tidak selalu harus mengejar orang lain. Setiap orang memiliki kecepatan hidupnya masing-masing dan perlu menghormatinya. Ketika kita membiarkan diri kita melambat, kita mempunyai kesempatan untuk mendengarkan diri kita sendiri dan menemukan kedamaian.
2. Istirahat sejenak baik untuk kesehatan mental
Kedua, istirahat sejenak baik untuk kesehatan mental kita. Kita tidak harus bekerja tanpa henti. Buku ini mengingatkan kita untuk meluangkan waktu menikmati momen saat ini. Kita tidak selalu harus bekerja sambil makan siang atau menyelesaikan pekerjaan padahal seharusnya kita sedang istirahat. Kita perlu berhenti sejenak, meski hanya sesaat. Istirahat bukanlah buang-buang waktu tapi investasi untuk kesehatan kita.
3.Hidup nyaman namun produktif
Ketiga, kita bisa hidup nyaman namun produktif. Manajemen waktu yang baik adalah salah satu nilai inti gaya hidup ini. Hal ini mengajarkan kita bahwa hidup bukan hanya tentang pekerjaan.Kita bisa menjalani kehidupan yang lebih utuh, lebih seimbang, dan lebih bermakna.
Mengadopsi gaya hidup ini memerlukan perubahan mentalitas. Pertama, kita harus meninggalkan standar yang ditetapkan oleh masyarakat. Ciptakan standar Anda sendiri. Dunia yang modern dan serba cepat seringkali membuat kita merasa perlu untuk mengikuti segala sesuatunya dengan cepat. Kita harus belajar berhenti sejenak dan berpikir tanpa menjadi robot yang melakukan semuanya sekaligus.
Gaya hidup ini bukan untuk mereka yang malas. Itu adalah gaya hidup yang dijalani dengan tekad untuk menjadi lebih baik di masa depan. Ada banyak strategi yang bisa kita terapkan, seperti membuat daftar hal yang harus dilakukan, bangun pagi, menyiapkan makanan sendiri, atau membatasi penggunaan media sosial. Namun yang terpenting adalah komitmen untuk terus berusaha.
Gaya hidup ini hanya bisa dijalani oleh mereka yang mencintai dirinya sendiri. Orang yang tidak mencintai dirinya sendiri akan cenderung terganggu oleh tuntutan dan harapan orang lain, meskipun hal itu tidak terlalu penting baginya.
Menurut saya pribadi, konsep slow living sudah ada dalam agama Islam, yang mengharuskan kita istirahat minimal lima kali sehari.Ini mengingatkan kita bahwa kita tidak perlu mengejar ketinggalan.
Yang penting terus melangkah maju dengan tekad untuk menjadi lebih baik.
Buku “Slow Living” oleh Sabrina Ara adalah panduan sederhana tentang bagaimana menghargai kualitas hidup Anda. Jika Anda ingin menjalani kehidupan yang lebih tenang, penuh perhatian, dan produktif maka Anda harus membaca buku ini.
Jika artikel ini menarik minat Anda pada konsep “Slow Living” dan ingin menjelajahi lebih lanjut tentang bagaimana Anda dapat menerapkannya dalam kehidupan Anda, saya sangat merekomendasikan untuk membeli buku ini. Klik tautan berikut untuk mendapatkan salinan buku "Slow Living" dan mulailah perjalanan menuju kehidupan yang lebih lambat, lebih sadar, dan lebih bahagia.
Posting Komentar untuk "Review Buku :Slow Living (Hidup Bukanlah Pelarian tapi Perjalanan) Karya Sabrina Ara"
Posting Komentar